Kiai Ma’ruf Amin : Saya Jadi Cawapres Atas Petunjuk Masyaikh dan Kiai
Terkait pengunduruan dirinya, menurut Kiai Ma’ruf adalah hijrah dalam konteks yang lebih luas, yang sebelumnya mengurusi NU, hendak turut serta dalam mengelola negara.
“Saya dididik di lngkungan pesantren yang memegang teguh keyakinan bahwa apabila bangsa dan negara memanggil untuk mengabdi, maka siapa pun harus tunduk dan patuh,” katanya pada pidato pengunduran dirinya.
Sebagai seorang kader NU, sebelum menerima jadi cawapres, ia berkeliling menemui para kiai sepuh, meminta petunjuk dan arahan. Ternyata mereka menyetujui dan mendukungnya.
“Saya meminta arahan dan saran dari banyak masyayikh dan para kiai. Semua menyarankan agar saya menerima panggilan tersebut (jadi cawapres) karena hal itu merupakan kesempatan terbaik untuk membawa manhajul fikr dan manhajul harakah NU ke ranah yang Iebih luas, yaitu ranah berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
“Dengan tekad bulat, saya merelakan diri untuk menjalankan petunjuk masyayikh dan para kiai tersebut,” lanjutnya.
Sebagai kader NU yang taat aturan, berdasarkan AD/ART, ia menyatakan diri mundur dari jabatan Rais Aam PBNU.
“Meskipun demikian, perlu saya sampaikan, bahwa di mana pun dan kapan pun, saya adalah kader Nahdlatul Ulama. Pilihan saya ini merupakan jalur perjuangan baru untuk kemaslahatan yang lebih luas. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan keberkahan dan kelancaran. Amin….,” pungkasnya.
Kemudian para kiai yang merupakan peserta Rapat Pleno itu serentak menyambut amin Kiai Ma’ruf. (Red)