Pemprov Jatim Klaim Tidak Ada Masalah Irigasi di Kekeringan Waduk Mojokerto

SURABAYA – Kurangnya perhatian terkait penanganan masalah irigasi waduk yang dikeluhkan petani Mojokerto mengalami kekeringan selama musim kemarau dibantah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.

Ari Pudji Astomo, selaku PPID Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Pemprov Jatim membantah bahwa irigasi seperti yang dikeluhkan petani Mojokerto sehingga mengalami kekeringan tersebut tidak ada masalah.

“Kalau untuk irigasi sendiri, menurut saya hingga saat ini tidak ada keluhan atau masalah,” ujarnya.

Bantahan tersebut terlihat jelas dikatakan Ari. Pasalnya pantauan di lokasi kondisi (salah satu waduk penampungan air) yang selama ini para petani tidak dapat suplay pengairan dari pemerintah untuk lahan mereka.

Fakta dilokasi, ada sekitar 61 waduk penampungan air di wilayah Mojokerto kondisinya kering. Dari 11 kecamatan, waduk yang mengalami kekeringan ini diantaranya di Kecamatan Jetis, Gedeg, Kemlagi dan Dawarblandong.

Saat disinggung hal tersebut, Ari mengupayakan agar pihaknya segera mensuplai air untuk mengaliri lahan para petani bila dibutuhkan. Sebab, menurutnya bantuan ini sudaj menjadi program Dinas SDA Pemprov Jatim.

Namun, bantuan itu hanya diberikan bagi lahan petani dengan jenis tanaman palawija. Seperti jagung, kacang dan sejenisnya. Sedangkan lahan yang menanam padi, tidak dapat bantuan.

“(Bantuan air) Ini direncana tatanan kita. Itu untuk (musim) kemarau ini, kemarau, memang kemarau, tidak ada untuk tanam padi di semua tempat. Melainkan untuk tanam palawija,” kata Ari.

Ari beranggapan selama ini pasokan air yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian jenis tanaman ini sudah mencukupi.

“Karena kebutuhan untuk tanaman (palawija) ini kan tidak terlalu banyak, berbeda dengan padi,” terang Ari.

Namun, kembali ia tegaskan jika tidak ada masalah dengan irigasi pertanian di Jawa Timur. Pasalnya, sejauh ini tidak ada keluhan yang diterima Dinas SDA Pemprov Jatim seputar permasalahan yang ada.

“Alhamdulillah sampai sekarang laporan (kekurangan air irigasi) sampai saat ini, masih nihil,” tutupnya.

Perlu diketahui, sebanyak 61 waduk penampung air di Mojokerto mengalami kekeringan sejak dua bulan lalu. Akibatnya, hektaran sawah serta kebutuhan air bersih bagi masyarakat tak terpenuhi.

Dari 61 waduk yang mengering itu, tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Yaitu, wilayah utara sungai Brantas di Kecamatan Jetis sejumlah tiga waduk, Kecamatan Kemlagi ada tujuh waduk, dan terbanyak Kecamatan Dawar, sebanyak 36 waduk.

Sedangkan, delapan waduk tersebar di Kecamatan Sooko, dan masing-masing satu waduk di Kecamatan Bangsal, Kuterejo, Pungging, dan Kecamatan Puri. (Ady)

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button